Alhamdulillah...

Bagi Saya, 10 Desember 2015 menjadi hari yang membahagiakan dipenghujung 2015. Lulus wawancara LPDP diperiode 4. Sebuah perjalanan panjang untuk tiba dititik ini. Persiapan untuk tiba dititik ini berawal saat Saya masih duduk di semester 8. Beberapa berkas mulai disusun, namun ada satu berkas yang menurutku sangat sulit. Berkas tersebut ialah Toefl. Dua kali mengikuti tes Toefl, target minimal score tidak Saya raih. Sayapun tak berputus asa, hingga suatu ketika berencana akan mengikuti tes kembali.
       Meskipun demikian, Saya tak menutup cita-cita untuk melanjutkan studi. Di bulan april, Sayapun bersama rekan seperjuangan apply beasiswa S2 yang lain yaitu Australia Award Scholarship. Namun, keberuntungan tak berpihak pada Kami. 1 Desember 2015, Saya dinyatakan belum berhasil pada beasiswa ini.

      Kembali bicara Toefl, Sayapun gagal mengikuti tes toefl dibulan juni 2015. Seakan telah menutup rapat-rapat mimpi untuk melanjutkan ke S2. Hingga Periode III, Saya belum mendaftar LPDP dikarenakan score toefl. 10 September 2015, Saya membaca status rekan di BBM yang berasal dari Makassar. Ia bernama Fatjri. Ia membuat status yang menyatakan kelulusannya salah satu program beasiswa LPDP. Usai membaca status tersebut, Sayapun bertanya seputar trik dan tips memperoleh beasiswa. Setelah beberapa pertanyaan terlempar, Sayapun bertanya mengenai score toefl. Setelah Ia menjawab, Sayapun terkejut dan penuh penasaran. Kala itu score toefl Saya tak jauh berbeda dengannya. Rasa penyesalanpun hadir. Dari kondisi tersebut, saya bersemangat untuk segera mendaftar LPDP. 
          Saat akan mendaftar, ada syarat yang belum lengkap sedangkan deadline semakin dekat. Syarat tersebut ialah surat rekomendasi. Saya memiliki beberapa surat rekomendasi yaitu dari rektor, dekan dan dosen pembimbing karya tulis, namun Saya tak dapat menggunakan tersebut. Hal tersebut dikarenakan format yang tak sesuai dengan LPDP. Letak rumah Saya yang jauh dari Kampus membuat Saya meminta bantuan. Sayapun bercerita dengan salah satu rekanku yang sangat bersemangat. Ia adalah teh Rini. Sayapun dibantu olehnya untuk meminta surat rekomendasi dari Dosen Pembimbing Skripsiku ( Bapak Tugiyo Aminoto,S.Si,M.Si,M.Ed). Akhirnya, setelah berjalan melalui beberapa orang, scanan surat tersebut masuk ke email. Sayapun langsung mendaftar di www.lpdp.kemenkeu.go.id, meskipun berkas surat rekomendasi yang asli masih di Kota Jambi. 
          19 Oktober 2015 merupakan waktu terakhir pendaftaran. Semua berkas telah diupload melalui http://www.beasiswa.lpdp.kemenkeu.go.id/index.php/site/login, namun Saya belum mengklik submit. Saya berencana memeriksa kembali dimalam hari. Sepulang dari beraktifitas, Saya membuka laptop. Malam itu, layar monitor hanya menampilan warna hitam dan bercahaya redup. Rasa panikpun hadir. Jam dinding telah menunjukkan pukul 21.00 WIB, namun layar monitor tetap berwarna hitam seakan blank. Rasa panikpun semakin bertambah, Saya mencoba meminjam laptop tetangga. Saya mencoba membuka akun LPDP, namun Akun tak terbuka. Akun seperti blank. Hingga pukul 00.01 WIB, Saya menutup kedua laptop dan tidur. Saya seakan menyerah. Penyesalan itupun terbayang-bayang dalam tidur. 
         Sore hari pada 20 Oktober 2015, Saya menuju Kota Jambi. Saya memiliki aktifitas untuk mengisi pelatihan karya tulis di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNJA. Setibanya di Kota Jambi, Saya istrirahat di rumah salah satu rekan. Malam itu, Saya mempersiapkan slide persentasi. Sayapun mencoba membaca beberapa komentar di grup LPDP. Ada beberapa komentar yang menyampaikan permasalahan yang dihadapi saat submit dimalam deadline. Dan beberapa menyatakan bisa mendaftar ditanggal 20 oktober. Sayapun mencoba login dan men-submit data. Sayapun berhasil men-submit, dan Saya berserah hanya kepada Allah Swt. Semua terjadi atas kehendaknya. Tak lama kemudian, Saya membaca status salah satu petinggi yang menyatakan peserta yang men-submit lewat dari deadline akan diproses ditahun 2016. Atas berita tersebut seakan memutus harapan untuk bisa mengikut seleksi diperiode 4 tahun 2015. Sayapun tak mempersiapkan dana, karena Saya fikir akan mengikuti seleksi di periode I tahun 2016.

             Awal november 2015, handphone disaku celana bergetar. Sayapun segera mengambil dan membuka handphone. Sebuah pesan singkat dari INFO yang memberitahukan bahwa pengumuman seleksi administrasi LPDP Periode 4 telah dikirim ke email peserta. Sayapun segera membuka email. Sembari loading, sms dari INFO masuk kembali yang menyatakan selamat atas lulus seleksi administrasi LPDP. Beberapa lampiran di inbox email masuk. Lampiran tersebut yang berkaitan dengan daftar peserta yang lulus, lokasi interview dan prosedur interview. Dalam waktu 2 minggu, Saya persiapkan beberapa persiapan meliputi biaya perjalanan, penginapan dan materi.
1. Biaya
     Awalnya Saya merasa bingung soal biaya, hingga salah satu rekan menawarkan untuk bareng dengan mobil pribadinya yang akan menuju ke Surakarta. Biaya akomodasi tidak ditanggung LPDP sehingga peserta menggunakan biaya pribadi. Dalam waktu 2 minggu tersebut, saya menggunakan tabungan pribadi dan tambahan dari keluarga. Sayapun segera booking pesawat untuk memperoleh harga yang sedikit miring. Saya mengikuti interview pada tanggal 18 november 2015, sehingga Saya berangkat dari Jambi pada tanggal 17 november 2015. Sayapun memilih maskapai yang terbang pada siang hari, meskipun pesawat mengalami delay sehingga Saya tiba di Jakarta sore hari. Kemudian, Saya menggunakan kendaraan umum yaitu bus untuk menuju ke Universitas Negeri Jakarta. Usai wawancara, keesok harinya Saya kembali ke Pulau Sumatra. Untuk menghemat biaya, Saya pulang melalui jalur darat. Saya menggunakan transportasi umum buyway, kereta api Indonesia dan menyembrang selat sunda menggunakan Kapal Ferry. Setibanya di Pelabuhan Bakahuni, perjalanan dilanjutkan menggunakan Bus.

2. Penginapan
      Biaya penginapan di Kota besar cukup menguras isi saku. Sayapun mencari teman untuk numpang menginap selama mengikuti seleksi. Kebetulan Saya memiliki teman yang ada di Jakarta. Satu per satu Saya hubungi. Tempat tinggal mereka yang jauh dari UNJ membuat Saya berfikir dua kali. Hal ini dikarenakan Jakarta cukup padat kendaraannya sehingga takut terlambar. Salah satu dari mereka (Wilson Lalengke (Ketua Umum Pewarta Indonesia)) memperkenalkan seorang Mahasiswa dari UNJ kepada Saya. Kamipun berkomunikasi melalui via telpon hingga Kami dipertemukan malam itu.

3. Materi
          Seiring melakukan persiapan biaya dan penginapan serta berkas, Saya juga mempersiapkan beberapa materi. Adapun materi yang Saya persiapkan berkaitan rencana study, dan isu terhangat.

    Sesi ketiga dari seleksi adalah wawancara dengan 3 interviewer. Bertepatan azan magrib berkumandang, saat itu pula Saya baru memasuki ruang interview dilt 2.Tak selama prediksi waktu yang dipersiapkan. Selesai interview, Saya segera melaksanakan sholat magrib. Kucuran kran air wudhu seakan menghapus tetesan air mata. Air mata atas rasa syukur telah melewati proses seleksi dengan baik. Namun derai tetesan berlanjut saat usai melaksanakan sholat magrib. Saat memasang sepatu, rasa sesal terbayang atas tidak maksimal disesi 3. Hal ini dikarenakan Saya down saat saya tak mendengar saat nama saya dipanggil yang menyebabkan urutan berpindah hingga barisan kursi telah kosong di ruang tunggu. Tiba-tiba rekanku datang. "Gimana Mas? tanyanya...
  
    Jangan pernah menyerah atas segala impian Anda, Anda akan merasa gagal setelah berani mencoba. Jika Anda tidak mencoba, bukan gagal dalam perang tetapi Anda batal mencoba. Semangat, tak ada yang tidak mungkin ketika kita telah berusaha dan berdo'a. Lakukan maka akan ada hasil. Berhasil atau tidak, itulah hasil. Tak ada perjalanan baik yang sia-sia. Setiap perjalanan adalah perjalanan untuk senang tiasa memperbaiki.
       Tips Lulus LPDP dapat di klik di sini.