Hi...
            Dalam kesempatan kali ini, Aku akan berbagi cerita kepada seluruh pembaca. Bahasa yang akan Aku gunakan sedikit santai. Cerita yang akan Aku bagikan kepada pembaca merupakan pengalamanku pribadi selama tiga bulan di Kota Istimewa. Kota ini menjadi salah satu Kota yang akan Aku kunjungi dikala menempuh pendidikan di jenjang Sarjana. Namun, kala itu Aku tidak memiliki kesempatan untuk mengikuti kompetisi yang dapat menghantarkanku ke Kota ini. Maklum, tiketku berupa undangan mengikuti sebuah kompetisi. Aku akan membagikan cerita disaat belajar di kelas hingga liburan di beberapa destinasi di Kota ini.

Di awali dengan pertemuan Aku dan teman-teman di grup sosial media. Setelah sekian lama bertegur sapa dalam grup sosial media, akhirnya kita dipertemukan dalam sebuah ruang yang istimewa. Awal pertemuan, kita membawa ciri khas masing-masing daerah. Seperti Aku, membawakan khas daerah yaitu Sepucuk Jambi Sembilan Lurah. Meskipun tak banyak yang bisa Aku bagikan, tetapi setidaknya Aku memperkenalkan Jambi dari beberapa sudut. Terkadang sesekali mereka bertanya,”Kamu bisa bahasa jawa?”Ungkapan ini mewarnai saat Ku gunakan bahasa Jawa. Akupun harus menjelaskan bahwa “Aku adalah PUJAKUSUMA (Putra Jawa Kelahiran Sumatra) sehingga Aku bisa berbicara menggunakan bahasa Jawa meskipun sedikit". Ragam bahasa khas daerah yang melekat kental seakan menggambarkan asal daerah masing-masing. Tampak diam, sebelum berkenalan. Tampak terpisah-pisah dan menyendiri, sebelum canda itu mewarnai. Kami hadir tak saling mengenal hingga Kami dipertemukan dalam sebuah ruang keluarga yang luar biasa. Sebuah ruang yang tak pernah terbayang diangan, namun dirindu.

             Inspirasi di Sudut Kota Istimewa
            Kota Istimewa ini banyak memberikan pelajaran kepadaku, salah satunya ialah inspirasi yang sangat luar biasa. Kisah-kisah kehidupan yang sangat menginspirasi ini dihadirkan dari berbagai sudut ruang dan waktu. Kehadirannya seakan tidak terduga. Ia hadir dikala Aku terbangun tidur, dikala menikmati hidangan makan malam dan dikala beribadah di Masjid. Kehadirannya sangat menyentuh hati dan membuatku menatap diri ini yang penuh dengan kekhilafan.
            Inspirasi yang hadir dari teman sekamarku. Ia adalah seseorang yang sedikit lebih dewasa dariku. Ia memiliki kepribadian yang baik. Ia sangat disiplin dalam melaksanakan Ibadah. Masih Ku ingat bagaimana Ia membangunkanku untuk beribadah diwaktu sepertiga malam. Masih Ku ingat saat-saat menceritakan beberapa kisah luar biasa. Masih teringat setiap waktu sholat fardu, Ia segera mengajakku ke Masjid. Sebelum Ia pergi ke Masjid, Ia sering mendatangi beberapa kamar lain untuk mengingatkan bahwa waktu sholat fardu telah tiba. Kala itu, Ia menjadikan pengarahku dalam disiplin beribadah.
           Inspirasi yang hadir dari rekanku asal Magelang. Ia bernama Mukhanif Yusuf Yasin. “Mas Khanif” sapaan yang sering Aku gunakan. Aku pertama kali mengenalnya melalui grup sosial media yang mempertemukan seluruh Awardee Afirmasi Periode terakhir 2015. Ia sangat aktif pada grup tersebut, tiada hari tanpa chatt beliau di grup tersebut. Suatu hari, Aku membaca chattnya di grup yang menyatakan bahwa Ia tunarungu. Akupun sangat terkejut. Sebelum kedatanganku di Kota Istimewa, Aku bingung untuk menginap setibanya di Kota ini. Aku membaca postingan beliau yang menginformasikan bahwa awardee yang belum mendapat kos bisa menginap di tempat Ia tinggal. Akupun menghubunginya. Akupun pertama kali bertemu dengannya. Ia menyalamiku dan mempersilahkan duduk di sebuah kursi yang telah disediakan. Aku benar-benar terharu dengan sambutan yang diberikan. Ia memberikan wejangan yang sungguh luar biasa.
            Inspirasi tersebut tak terhenti pada pertemuan pertama kami. Hatiku tersentuh saat di dalam kelas. Disetiap pengajar baru yang mengajar, Ia selalu menyampaikan bahwa Ia tunarungu. Aku banyak belajar darinya seperti semangatnya dalam belajar. Kalimat indah yang pernah Aku dengar darinya ialah “Tuhan tidak pernah menciptakan produk gagal”. Ini menjadi penyemangat bahwa setiap pribadi memiliki kelebihan dan kekurangan.
Inspirasi di kala fajar tiba. Pagi itu, hari pertama Aku bersama rekan kos sholat subuh di masjid dekat kos. Aku melihat pemandangan yang menarik dalam perjalanan menuju masjid yaitu seorang anak kecil yang di pegang tangannya dan dituntun ayahnya menuju masjid untuk melaksanakan sholat subuh. Namun, bukan itu yang membuat air mata saya sempat menyalir di sisi mata. Tak lama memasuki masjid, Aku baru mengetahui bahwa Ayahnya tidak dapat melihat. Dalam hatiku berkata,”Ia yang tak mampu melihat indahnya ciptaan-Nya tetapi Ia tekun menjalankan perintah-Nya”. Sejenak Aku bercermin atas peristiwa tersebut.
Inspirasi di kala siang menjelang. Aku bersama dengan rekanku berjalan menuju masjid untuk melaksanakan sholat dzuhur. Dari kejauhan Aku melihat ke arah masjid, tiba-tiba mobil mewah itu berhenti di depan masjid. Tak Ku sadari seseorang yang berdiri di depan mobil tersebut dan menyentuh bagian depan mobil. Aku terkejut saat seseorang berlari mengarahkan Ia masuk ke dalam masjid. “Semoga Ia berada disekitar orang-orang baik yang mau membantu mengarahkan saat Ia salah arah dalam menuju jalan ke masjid”.
Inspirasi di malam itu. Usai melaksanakan sholat ‘Isya, Aku menyalami makmum yang berada di sisi kanan dan kiri. Pada saat Aku mengulurkan tangan ke arah makmum sebelah kanan, Ia tak memberikan respon sama sekali. Dengan tiba-tiba seseorang disebelahnya mengambil tangannya dan mengarahkan ke uluran tanganku. Ternyata Ia tak dapat melihat. Begitu banyak inspirasi yang Ku temukan untuk selalu memperbaiki menjadi yang lebih baik.
Inspirasi di rumah makan seafood. Rumah makan seafood adalah salah satu rumah makan yang sering Kami kunjungi saat berburu makan malam. Saat menunggu pesanan, Kami asyik bermain ponsel, tiba-tiba ada 3 orang laki-laki yang berjalan sambil saling memegang pundaknya. Laki-laki paling depan tiba-tiba menabrak salah satu gerobak salah satu penjual makanan. Dengan cepat penjual tersebut mengarahkan mereka menuju meja yang kosong. Dalam hati seakan menangis dan sering malu kepada-Nya karena sering mengeluh. “Nikmat mana lagi yang engkau dustakan”.
Inspirasi berkarya. Di minggu pertama kedatanganku di Kota Istimewa, Aku diajak berjalan-jalan oleh rekanku. Kami berkunjung ke sebuah mall yang menjual souvenir-souvenir yang sangat kreatif. Akupun menemukan souvenir-souvenir cantik yang terbuat dari bahan-bahan yang sangat sederhana. Kreatifitasnya tak sebatas ditemukan dari souvernir yang dihasilkan tetapi juga dapat ditemukan di pertigaan jalan atau perempatan jalan. Aku menemui beberapa musisi yang bermain musik dengan indah.

Classroom      
Ruang istimewa ini dihadiri oleh ragam latar belakang pendidikan baik berasal dari bidang pendidikan, bidang sosial, maupun bidang kesehatan. Tak hanya berbeda latar belakang pendidikan, Kami hadir dalam ragam budaya sepanjang Nusantara. Kita dikenal ASEP (Anak Seribu Pulau), sebuah sebutan dari salah satu awardee yang telah dituakan di dalam kelas ( Sebut saja “Mr.Iyo’”). Kami hadir dari Sabang hingga Merauke “Aceh (Diah), Jambi (Widodo), Padang (Maizul, Fondina, Hamzah), Batang (Afad), Pati (Fitria), Wonosobo(Denny), Bali ( Taufik, Surya), Sumbawa (Nurfitroh, Ilmi), Kupang (Joice), Manado (Katerina, Nancy), Kendari( Supriadi), Kendari ( Sadam, Ainun), Palu (Kamrin), Makassar (Syam), Magelang (Khanif)”.
            Kebersamaan Kami seakan 24 jam. Aktifitas Kami dimulai pukul 07.30 hingga 15.00 WIB dan aktifitas kami berlanjut hingga pukul 17.00 WIB. Aktifitas di kelas berlangsung dari senin hingga sabtu. Masih ingatkan teman-teman saat Mis Emi bertanya Daily? Ada satu aktifitas yang membuat pecah tawa di kelas yaitu telat pulang karena free wifi. Terkadang kebersamaan kita berlanjut dengan belajar kelompok di malam hari. Suasana belajar seakan tak ada sepi, karena selalu ada hal yang membuat perut keras dan sakit. Tawa itu berlanjut diperjalanan menuju kos. Ada kebiasaan buruk yang Aku lakukan bersama rekan satu lorongku. Kami melewati gang yang terdapat anjing di balik pagar. Ketika melewati gang tersebut, Kami berusaha diam dan  tidak mengganggu binatang tersebut. Namun, Kami gagal fokus saat gonggongan itu terdengar keras di balik pagar. Rasa terkejut seakan membuat hal lucu, sehingga Kami tak segera lari tetapi duduk di tempat Kami berdiri dan tertawa terbatuk-batuk. Cerita tersebut seakan berlanjut hingga tiba di kos masing-masing. Kebersamaan Kami berlanjut di grup sosial media. Grup whatsapp yang Kami gunakan seakan tak pernah mati. Pagi, siang hingga larut malam selalu ada yang dibahas. Pembahasan beragam dari yang bercanda hingga serius tingkat dewa.

Excursion      
Ketika minggu tiba, hariku tak hanya diisi untuk berlari di Sunday Morning. Aku bersama teman-teman mendapatkan program excursion dari LPPMP. Disini Kami menghabiskan hari libur di tempat wisata yang dilengkapi beragam permainan yang sangat menarik dan menguji adrenalin. Diwaktu pagi, Kami berkumpul di pelataran LPPMP untuk dipresensi terlebih dahulu. Jika semua peserta telah berkumpul, kami segera masuk ke Bus. Tawa dan canda seakan mewarnai perjalanan kami. Sesekali, Ku tatap dibalik jendela yang sangat indah. Yah...Kota istimewa ini sungguh istimewa hingga membuatku terharu bahagia sejenak.
            Kebun Taman Buah Mangunan adalah sebuah wisata alam yang sangat menarik. Objek utama Taman Buah Mangunan adalah puncaknya yang memiliki pemandangan yang sangat indah. Di puncak Taman Buah Mangunan pengunjung akan disuguhi oleh pemandangan Pegunungan Sewu yang hijaunya akan menghadirkan kesejukan dimata. Pemandangan itu semakin indah dipadu dengan pemandangan Sungai Oyo yang airnya hijau toska nan bening. Disini, kami bermain beberapa permainan yang sangat menarik. Permainan yang dimulai dari permainan kelompok besar hingga dibagi menjadi 4 kelompok besar. Semua permainan membutuhkan kerjasama antar tim seperti memindahkan kelereng dan jatuh dari ketinggian. Permainan selanjutnya berupa permainan yang menguji adrenaline yaitu  refting, flying fox dan melintasi tali. Usai beristirahat, Kami menuju puncak dengan menggunakan mobil pick-up. Waktu paling pas untuk datang ke puncak Taman Buah Mangunan adalah pada sore hari menjelang senja. Banyak pengunjung yang datang ke puncak Kebun Buah Mangunan pada sore menjelang senja untuk menikmati pemandangan sunset dari atas bukit. Dalam perjalanan pulang, sejenak singgah di hutan pinus.
            Dolandeso Boro "Culture for Nature” adalah tempat wisata minat khusus dengan misi pelestarian lingkungan berdasarkan pada nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Di lokasi ini kami disajikan beberapa permainan yaitu outbound dewasa dan River Tubing. Pada outbound dewasa terdiri dari permainan tim menggunakan egrang, mengambil bola, memindahkan bola di dalam gelas dan melalui rintangangan di atas kolam. Pada permainan selanjutnya, ada hal menarik yang akan selalu diingat yaitu dikala ada pesertayang tertinggal saat memasuki lorong bawah jembatan. Pemandangan desa yang indah seakan mengingatkan kepada kampung halaman. Bangunan yang memiliki interior tradisional mendukung konsep desa yang sangat menarik. 

Long Weekend
Long weekend adalah waktu yang sangat dinanti untuk mengunjungi beberapa destinasi wisata yang ada di Kota Istimewa dan sekitarnya. Di bulan kedua berada di Kota Istimewa, Aku mendapat long weekend yang cukup untuk liburan. Akupun berkesempatan berkunjung ke beberapa destinasi dengan teman-temanku.
            Bukit Sikunir merupakan destinasi pertama yang Aku kunjungi bersama rekan-rekanku. Destinasi ini terletak di Dieng. Untuk mendapatkan pemandangan sunrise, Kami harus berangkat sejak dini hari. Setelah menempuh perjalanan selama 4 jam, kamipun tiba di pintu masuk. Kami berjalan kaki dan sejenak singgah di masjid untuk melaksanakan sholat subuh. Kemudian Kami berlari untuk menuju puncak Bukit Sikunir. Pengujung yang cukup ramai membuat Kami harus mengantri saat berjalan. Di perjalanan, Aku bersama satu rekanku (Ramis Rauf) mendengar sesuatu. Rekanku berkata kepadaku,”Do you hear something? Aku hanya diam, hingga beberapa meter Aku berkata,”nanti saja bahasnya”. Setelah mengantri, kamipun tiba dipuncak dan menjadi saksi terbaitnya mentari dari puncak sikunir pagi itu.
        Candi Borobudur merupakan salah satu destinasi yang ingin Aku kunjungi sejak duduk di kursi pendidikan dasar. Pesonanya yang pernah menjadikannya salah satu keajaiban di dunia. Akupun berkesempatan bersama teman sekelasku yaitu Surya, Katerina, Nancy,Ainun, Sadam,M. Nurfietroh. Keberuntungan berpihak pada kami karena kami tiba tepat waktu dan disambut oleh terik sinar mentari. Wisata ini sangat menarik dan memberikan banyak pengetahuan. Sambil menikmati keindahan pemandangan disekitar candi, Kami juga mengamati ukiran-ukiran yang ada di dinding dan penyusunan batu pada lantai. Begitu banyak tanda tanya yang muncul dibenakku, namun Aku bingung ingin bertanya kepada siapa.  
            Bukit Rhema merupakan salah satu bangunan yang dikenal masyarakat melalui sebuah film layar lebar yang sempat mewarnai bioskop di seluruh Indonesia. Film tersebut ialah AADC 2. Film yang rilis kembali setelah 18 tahun yang lalu ini sangat laris dan menjadi trending topic. Tak luput pula dari perbincangan dikelas, sehingga Kamipun mencoba mengunjungi salah lokasi pengambilan gambarnya. Bukit Rhema terletak tak jauh dari candi Borobudur. Bangunan yang didirikan di puncak bukit ini memiliki bentuk yang unik. Bentuknya seperti ayam sehingga sering disebut gereja ayam.Bangunan ini terlihat sangat tua dan merupakan rumah do’a. Pada bagian mahkota Ayam, kita bisa melihat luar hamparan pemandangan yang sangat indah. 

            Kota Istimewa ini memiliki banyak destinasi yang dapat dikunjungi. Akupun berkesempatan mengunjungi beberapa destinasi lain yang belum diceritakan. Fasilitas  transportasi yang sangat mendukung, membuat pengujung tak lagi kesulitan untuk mengunjungi berbagai destinasi tersebut. Keramahan masyarakatnya yang membuatku rindu Kota ini.