Menjelang hari petang, Aku membaca postingan rekanku di grup Whatsapp. Postingan tersebut terkait Lomba Karya Kisah Inspiratif. Permadani Diksi Nasional bersama Kemenristekdikti mempersembahkan Lomba Karya Kisah Inspiratif bagi mahasiswa Bidik Misi maupun alumni mahasiswa Bidik Misi Tingkat Nasional. Hasil lomba tersebut dikumpulkan menjadi sebuah buku antologi yang akan diberikan melalui Menristekdikti kepada Presiden Ir. Joko Widodo pada acara HAKTEKNAS-21 tanggal 9-12 Agustus 2016 di Solo, Jawa Tengah.
Hari itu, Aku merasa bimbang diantara ikut berpartisipasi atau tidak. Berbagai pertimbangan muncul karena waktu yang tersedia cukup singkat. Namun sebagai alumni, Aku ingin berpartisipasi. Mengenai diterima atau tidak ceritaku, itu urusan akhir. Akupun mulai mengerjakan setelah sholat Maghrib. Aku mengerjakannya seakan kejar tayang karena esok pukul 15.00 WIB telah di tutup sehingga waktuku kurang dari 24 jam menuju deadline. Akupun menyelesaikan ceritaku disela-sela membantu orang tua. Dengan tekat berpartisipasi, Aku mampu menyelesaikan pada pukul 11.00 WIB. Sebelum menunaikan sholat Jum'at, Aku mengirim karya kepanitia.
Usai mengirim, Aku hanya berdo'a bahwa karyaku tak indah namun itulah ceritaku. Aku berharap dapat memberikan inspirasi kepada orang lain meskipun Aku tahu kisahku tak sebanding dengan penulis lainnya. Beberapa minggu kemudian, Akupun mendapat kabar bahwa karyaku masuk 99 kisah inspiratif yang diterbitkan. Senang rasanya dapat berbagi kepada pembaca.
Buku tersebut juga akan diberikan sebagai cindera mata kepada seluruh peserta Hakteknas yang terdiri dari ratusan mahsiswa penerima Bidikmisi dari Sabang hingga Merauke. Setelah melalui tahap seleksi yang cukup ketat, lebih dari 300 karya yang masuk pada akhirnya terpilih 99 kisah yang akan dibukukan. Lomba kepenulisan yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia itu menghasilkan sebuah antologi buku yang berjudul “Para Pembidik Mimpi: 99 Kisah Penerima Bidikmisi Berprestasi”.
Beberapa minggu kemudian, Aku mendapatkan 1 eksempler buku tersebut. Rasa syukur atas izinnya menjadi 1 dari 99 mahasiswa/alumni yang dimuat cerita inspirainya. Disela-sela waktuku, Aku menyempatkan membaca satu per satu cerita dari 98 kisah inspirasi lainnya. Sesekali, airmataku menetes karena benar-benar terharu atas kisah-kisah inspirasi tersebut. Sungguh perjuanganku belum seberapa dibandingkan yang lain dan sungguh pencapaianku belum seberapa dibandingkan yang lain.