Kampung Inggris, namanya tak asing lagi bagi kalangan mahasiswa/i di Indonesia. Salah satunya ialah Aku. Bukan karena membaca berita online maupun menonton di layar kaca namun gaungnya terdengar dari  rekan-rekanku.  Saat libur kuliah atau pasca lulus sarjana, mereka belajar bahasa Inggris di Kampung Inggris. Setiap ada rekanku yang baru pulang dari kampung Inggris, Aku mencoba bertanya-tanya mengenai kampung Inggris. Setiap kali mereka berbagi cerita, ada rasa yang terbesit dalam hati," Kapankah saya bisa belajar bahasa Inggris di Kampung Inggris? "Pertanyaan itu seakan-akan hanya menghibur lara yang tak kunjung terobati. Karena membutuhkan biaya yang cukup banyak untuk belajar di Kampung Inggris. Apalagi Aku yang berasal dari Sumatra, sekali flight butuh biaya yang cukup besar. 

              Pasca wisuda, Akupun berencana melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Biaya S2 yang cukup menguras saku membuatku menunda sejenak. Akupun mencoba membaca beberapa website beasiswa dalam negeri maupun luar negeri. Ada satu persyaratan yang sangat memberatkan bagiku. Apakah itu? Toefl/ Eilts. Syarat tersebut benar-benar membuatku membungkus rapi impian. Akupun mencoba mengikuti tes Toefl ITP, namun hasilnya belum mencapai target yang telah ditentukan. Akupun mencoba  belajar mandiri menggunakan buku yang dibeli di salah satu book shop. Aku mencoba memahami materi demi materi, namun saat mencoba mengerjakan soal-soalnya Aku tak sabar saat melihat hasil akhirnya. Sering kali buku tersebut menangis saat Ku pukul dengan keras dengan telapak tanganku. Imajinasiku melambung tanpa batas, Andai saja Aku punya uang banyak pasti Aku bisa belajar ke Kampung Inggris.
            Suatu hari, Allah SWT memberikanku kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang master dan kampus pilihanku tak jauh dari Kampung Inggris. Ayah...Ibu...”Kalau liburan semester ganjil, Dedek gak pulang y? .”Kenapa ?”tanya Ibu. Akupun menjelaskan,”Bu, Dedekkan dari dulu ingin sekali belajar bahasa Inggris di Kampung Inggris. Kebetulan kampung Inggris itu gak jauh dari tempat Dedek kuliah, 2 sampai 3 jam perjalanan”. Ayah dan Ibupun memberikan izin.
                Tibalah hari dimana ujian semester ganjil telah rampung. Akupun mulai membaca beberapa referensi mengenai program dan course yang ada di kampung Inggris. Selain itu, Aku juga meminta rekomendasi dari teman-temanku. Akupun mencoba menghubungi beberapa course untuk menanyakan program yang ada pada periode 25 Desember. Akupun mendapatkan beberapa informasi hingga akhirnya memilih satu paket yang ada dalam sebuah course yang sesuai tujuanku yaitu improve speaking skills. Beberapa hari kemudian, Aku berangkat ke Kediri menggunakan Bus. Sebelumnya Aku berencana menggunakan travel namun semua travel full pada waktu itu karena keberangkatanku berbarengan dengan liburan sekolah.
           Aku memilih sebuah paket  yang di dalamnya terdapat 7 program. Program tersebut terbagi menjadi 2 bagian yaitu program di kelas dan di camp. Program yang Aku ambil untuk di kelas meliputi Zip-Zip, Pronoun ½, Tic-Talk dan Speak Up 1. Sedangkan, program di Camp meliputi Morning class, Diary Up dan Evening Class. Kegiatan yang harus di ikuti juga sangat padat. Selain itu, camp memiliki peraturan yaitu English area. Peraturan tersebut sangat baik karena dapat menjadi wadah dalam practices. Bagi members yang ketahuan menggunakan selain bahasa Inggris mendapat point. Point tersebut dapat ditukar dengan hukuman yang membuat kita semakin belajar yaitu vocabulary. Tetapi bukan hanya vocabulary saja, kalau sudah dapat 3 point and so on akan mendapat hukuman yang lebih seru. Selama 2 minggu, I got 1 point.
            Aktifitasku yang cukup padat membuatku harus bisa mengatur waktu istirahat. Kegiatan dimulai dari pukul 05.00 WIB dan hingga 19.30 WIB. Terdapat beberapa break yang digunakan berbagai aktifitas lain dan istirahat. Aku mengikuti 4 Program di kelas dengan masing-masing program 90 menit. Belajar di kelas sangat menarik karena tutor yang mengajar sangat friendly dan memiliki banyak srategi dalam mengajar. Beberapa materi juga baru Aku ketahui sehingga sangat tepat dalam meningkatkan kemampuan bahasa Inggris.
              Selain belajar di kelas, Aku juga belajar di camp dengan tutor yang akrab dipanggil Bro Uu. Saat pagi hari, Aku mengikuti morning class. Pada program ini, Aku bersama teman dan tutor membahas beberapa hal meliputi vocabulary yang berkaitan dengan topik, idiom, chit-chat dan topic yang akan ditulis dalam diary up. Kemudian, sore hari kami menulis diary up dan diperiksa oleh tutor. Sedangkan pada evening class, tutornya selalu berganti dan memiliki topic yang berbeda-beda.

            Selain belajar, Aku juga bisa menambah teman di Kampung Inggris. Mereka yang hadir dari berbagai pulau di Indonesia. Seperti halnya teman campku, mereka hadir dari berbagai Provinsi. Ada dari Sumatra Utara ( Yasir & Saiful), ada juga dari Kalimantan ( Novar), juga ada dari Makassar ( Fadly, Fauzi dan Mul) serta dari Jakarta (David). Sedangkan Aku sendiri berasal dari Jambi yang sedang menempuh pendidikan di Malang. Aku menemukan banyak cerita dari mereka. Meskipun kita berasal dari berbagai Kota, kita bisa seru-seruan. Setiap pribadi memiliki keunikkan masing-masing. Unik bukan berarti aneh tetapi memiliki kebiasaan yang berbeda-beda. Bagiku, seumur hiduppun Aku belum tahu apakah bisa menjelajah penjuru Indonesia. Disini, Aku bisa saling berbagi cerita yang menarik. Rasa kekeluargaan di Camp sangat terasa karena aktivitas kami sering bersama-sama. Campku berisi 8 orang dengan masing-masing kamar 2 orang. Siapakah roommate ku kali ini?                     Seperti yang Ku haturkan dalam do'aku,"Ya Allah SWT, pertemukanlah Aku dengan orang-orang yang baik". Roommate ku kali ini memberikan pesan yang baik bagiku. Mungkin ini cara Allah SWT mengingatkanku dengan mempertemukan orang yang dapat memberikan contoh. Roommate kali ini lebih dewasa dariku sehingga pada awal-awalnya Aku sering memanggilnya "Pak". Ia pun meminta untuk dipanggil "Bang" atau "Mas". Karena lupa atau bagaimana, Aku sering salah panggil sehingga Ku memanggil " Om" atau "uncle". Ada hal membuatku penasaran satu minggu awal dari roommate ini. Dan setelah satu minggu Aku baru tahun Who you are. Dalam hati berkata,"Great". Dan, dalam hati memendam rasa syukur bisa satu ruang dengannya. Sedikit banyak, Aku mendapatkan ilmu dari pengalamannya. Selain itu, Aku bisa belajar habit baik yang Ia miliki. Meskipun, habit ini sudah dibiasakan oleh roommateku saat tinggal di Kota Pelajar. Rasanya terhapus oleh kesibukan habit itu dan ini Allah SWT pertemukan untuk mengingatkan kembali. Tak sepenuhnya ilmu bersumber dari Buku tetapi pengalaman baik atau buruk adalah ilmu. Tak sepenuhnya ilmu diajarkan oleh guru tetapi juga bisa melalui teman.
           Meskipun hanya 2 minggu, Aku dan mereka seperti  keluarga. Candanya yang ku rindu, apalagi bicara Powder. Selain itu, juga keseruan saat mencari makan baik breakfast, lunch atau dinner. Apa lagi waktu tahun baru yang cukup membutuhkan kesabaran saat menyalakan bara api. Semua indah saat hidangan telah siap, apalagi yang meracik bumbumnya ialah Chef ternama dari hotel yang terkenal. Dia adalah 'David'. Dimalam terakhir di Kampung Inggris, Kami ngobrol di salah satu coffe shop. Meskipun hari itu cukup lelah setelah tampil drama, Aku harus tetap tersenyum. Keseruan kita berlanjut keesokkan harinya di Tansu. Tansu merupakan makanan baru bagiku karena baru ketemu untuk pertama kalinya. Akupun menikmatinya dibalik canda dan angin semilir yang berhembus. Hari itu juga menjadi hari perpisahan kami bersama tutor camp kami. Terima kasih brother Uu atas semua ilmunya. Kampung Inggris, Kau mengukir kenangan Indah dan Aku akan kembali untuk mengukir keindahan itu kembali. See You on Top...