DKI Jakarta adalah Ibukota Negara
Republik Indonesia. Sebuah Kota yang dikenal ramai, selalu terkena langganan
banjir. Kota metropolitan yang padat akan penghuni. Kota yang serba macet di
setiap sudut lalu lintas.
Namun, Aku yang hadir dari Negeri
Timur Negeri Sepucuk Jambi Sembilan Lurah memiliki mimpi untuk melihat Jakarta
lebih dekat. Sebagai Warga Negara Indonesia, sedih jika tak berkesempatan
menyaksikan Jakarta lebih dekat. Mimpi adalah mimpi, karena Aku hadir dari
keluarga yang sederhana. Jangankan membeli tiket pesawat, Kuliah saja
menggunakan biaya beasiswa dari Pemerintah. Aku adalah seorang mahasiswa dari
Universitas Negeri yang ada di Provinsi Jambi. Aku berharap suatu saat nanti
dapat melihat lebih dekat Kota Jakarta.
Aku belum lama mengenal Kampus,
hingga Aku bersemangat untuk mengikuti beragam kegiatan yang disajikan oleh
beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa. Suatu hari, Aku mengikuti sebuah kegiatan
yang diselenggarakan oleh UKM EXIST. Pada acara tersebut, panitia menyajikan
acara yang luar biasa. Akupun bertemu dengan Mahasiswa/i yang luar biasa. Siang
itu, ada seorang Mahasiswi yang memberikan selembar kertas . Kertas yang berisi
informasi lomba menulis yang dihiasi warna-warni stabillo. Akupun menerima
kertas tersebut dan melipatnya rapi dalam tas gendongku.
Setibaku di rumah, Aku membuka dan
membaca kertas tersebut. Aku tertarik pada salah satu informasi lomba yang ada
di dalam kerta tersebut. Lomba tersebut dapat mewujudkan mimpiku untuk
menginjak tanah Ibukota. Lomba tersebut ialah lomba artikel tingkat nasional
kategori mahasiswa. Lomba tersebut diselenggarakan oleh Persatuan Pewarta Warga Indonesia. Tema yang disajikan
ialah “Persahabatan Ri-Marocco dulu, sekarang dan mendatang. Tentunya Aku
kebingungan, karena tak mengetahui mengenai artikel dan hubungan RI-Marocco.
Keesok harinya, Aku bertemu
mahasiswi yang memberiku selembar kertas. Beliau bernama Linda Handayani. Beliau selalu memberikan semnagat kepadaku. Sms semangat yang membuatku optimis untuk berkarya. Setelah bertemu beliau, Aku mendapat
contoh artikel yang pernah ditulisnya. Aku mencoba menulis dan mengupas hubungan
Ri-Marocco. Kata demi kata Aku rangkai membentuk sebuah kata. Setelah beberapa
hari, Aku menyelesaikan sebuah artikel dengan jumlah 807 kata. Setelah beberapa
kali Aku membaca karya tersebut, tak lama kemudian mengirimnya kepada panitia.
Setelah beberapa minggu kemudian,
tibalah saatnya pengumuman. Malam itu, sebuah mimpi hadir dalam tidurku. Aku
bermimpi,” berjalan di tengah-tengah karpet merah. Aku anggap itu adalah
khayalan saja. Keesok harinya, Aku mengikuti kegiatan jalan santai yang
diselenggarakan oleh kampus. Pagi itu, sebuah sms dari Donny Jaka Pratama
menggetarkan handphoneku. “Do, selamat ya kamu juara 3”, ungkapnya. Akupun
bingung, dan langsung membuka email.
The Third Winner Of Article National
Competition RI-Marocco Relationship. Akupun bahagia, namun Aku merasa
kebingungan. Tak lama kemudian, handphoneku berdering kembali. Tampak tertera
nama Kak Linda sedang memanggil di hanphoneku. Akupun bertanya-tanya mengenai
prosedur. Sejatinya Aku tak tahu, bahkan Aku tak mengetahui letak bandara di
Provinsi Jambi. Beliaupun membantuku untuk menghubungi panitia.
3 Juli 2011 adalah saksi perjalananku
menggunakan pesawat. Pagi itu, Aku membeli tiket pesawat sendiri, karena
panitia belum mentransfer uang transportasi. Satu-satunya tiket yang tersisa
pagi itu, serta dengan nominal fantastis. Tiket pesawat Garuda Jambi –Jakarta dengan
harga Rp.1.317.000,-. Tepat pukul 08.00 WIB, Aku pamit dengan orang tua dan Kak
linda untuk take off dari Bandara Sulta thaha.
Setelah berada 80 menit di udara,
Pesawat pun lending di Bandara Soekarno-hatta. Akupun dengan percaya diri
berjalan di eskalator masuk. Akupun bingung harus berjalan kemana. Aku
mengikuti orang-orang yang keluar dari bandara. Akupun segera menghubungan
panitia. Ternyata panitia menyatakan bahwa akan dijemput pukul 15.00 WIB di
pintu keluar kedatangan. Akupun duduk di halte bus. Kak Linda pun selalu
menghubungi keberadaanku.
Aku tak mengikuti saran beliau untuk
membawa makanan. Baru Aku rasakan bahwa perutku terasa lapar. Aku duduk manis
di halte tersebut. Aku merasakan kebosanan di halte tersebut. Namun, kebosanan
tersebut terbayar saat Aku bisa melihat secara langsung Band favoritku. Band
Ungu yang keluar dari pintu kedatangan. Selain itu, Aku juga bisa melihat
artis-artis Ibukota lainnya.
Setelah 6 jam menunggu, panitia
datang menjemputku. Aku bertemu teman-teman dari beberapa daerah meliputi
Kalimantan Barat, Makassar, Cirebon, dan Jember. Kamipun menuju kediaman Duta
Besar Marrocco. Sungguh tak bisa Ku ungkapan dalam kata-kata. Aku bisa
menyaksikan Jakarta lebih dekat. Setelah beberapa jam perjalanan, Kamipun
berhenti pada sebuah masjid untuk melaksanakan Sholat Magrib berjama’ah. Usai sholat, kami berjalan menuju ke kediaman
Duta Besar Marocco. Kami bertemu beberapa panitia dari PPWI yang sangat ramah. Kedatangan
Kami pun disambut oleh beberapa jurnalis dari beberapa media lokal maupun
nasional.
Gambar 1. Bersama Pemenang Tingkat SMA
Malam itu, Kami duduk mengobrol
bersama Duta Besar Marocco untuk Indonesia dan Duta Besar Indonesia untuk
Marocco. Meskipun kemampuanku dalam berbahasa Inggris tidak terlalu bisa, namun
setidaknya dapat menjawab pertanyaan yang diberikan. Sebuah percakapan yang
sungguh luar biasa. Setelah beberapa menit kemudian, Kami menyantap makan malam
bersama semua hadirin.
Malam itu, kami disajikan makanan
khas Marocco. Makanan pokokku adalah nasi. Namun, malam itu takku temukan
sebutir nasi. Makanan khas Marocco yang terdiri dari kentang, ikan, roti, salad
dan lain-lain. Serta sajian buah yang segar.
Gambar 2. Makan Malam
Gambar 3. Seluruh Pemenang Makan Malam
Gambar 3. Menu utama
Gambar 4. Menu penutup
Usai makan malam, saatnya kami
menerima hadiah dan uang saku dari PPWI. Alhamdulillah, Aku sangat bersyukur
bisa memperoleh penghargaan tersebut.
Gambar 5. Pemenang dan Ketua PPWI
Gambar 6. Bersama Duta Besar Indonesia untuk Marocco
Gambar 7. Penyerahan hadiah
Gambar 8. Bersama Duta Besar Marocco untuk Indonesia
Jam telah menunjukkan pukul 23.00 WIB.
Kami bergegas untuk kembali ke penginapan. Kami menginap di Hotel Salemba.
Waktu itu, Aku satu Kamar dengan teman dari Jember. Sebelum beristirahat, Kami
bercerita-cerita. Ternyata perutku terasa sakit karena lapar. Akupun bersamanya
membeli makan di depan Loby Hotel.
Akupun istirahat malam itu. Panas
udara pagi menyambut pagiku. Ramai suara kendaraan terdengar hingga kamar
tidurku. Akupun lekas bangun dan membersihkan diri. Aku berkunjung ke kamar
temanku yang lain. Kami berbincang-bincang akan cerita dari daerah
masing-masing. Tak lama kemudian, Kami berencana untuk kabur dari hotel. Kami
berjaln-jalan dekat hotel dan mol yang dekat dengan Hotel Salemba.
Setelah lelah berjalan-jalan,
Kamipun harus packing untuk pulang ke daerah masing-masing. Waktu menunjukkan
pukul 13.00 WIB.
Kamipun menuju Bandara Soekarno-Hatta. Aku pulang sendiri ke
Kota Jambi menggunakan Pesawat Batavia. Kamipun check in dan menuju pintu keberangkatan masing-masing.
Setelah tiba di ruang tunggu, ternyata pesawat keberangkat Jakarta-Jambi delay
2 jam. Akupun harus menunggu sendirian di ruang tunggu.
4 Juli 2011 pukul 17.00 WIB, Aku
meninggalkan Jakarta. Selamat tinggal Jakarta. Sampai jumpa dilain kesempatan
untuk Mas Anwar (Jember), Mbak Alya ( Cirebon), Bayu Prakoso (Pontianak) dan
Fadli (Makassar).
2 Komentar
W+o+w = wooow... Give inspiration..
BalasHapusW+o+w = wooow... Give inspiration..
BalasHapus