Sinar mentari pagi menemani langkah kaki menerobos lorong pemukiman padat penduduk. Angin berhembus menyimpan tanda tanya. Gemuruh kendaraan hilir mudik dari sisi jalan raya. Tak terasa langkahpun tiba di lapangan kampus. Aku bersalaman dengan satu per satu baik yang baru aku kenal maupun yang telah lama aku kenal. Yah, kami telah lama tak berjumpa karena kami baru saja kembali dari kampung halaman. Tak lama kemudian terdengar sebuah bus menghampiri kami. Kamipun bersiap membentuk lingkaran dan berdo'a agar kegiatan kami diberi kelancaran.
         Satu demi satu memasuki mobil. Kami bebas memilih kursi. Setelah semua siap, mobil berjalan menuju destinasi kegiatan yaitu Ngantang. Aku berpikir akan melanjutkan tidurku di bus tetapi itu hanyalah pikiranku saja karena kami membuat perjalanan menjadi bermakna. Kami bernyanyi dan bercerita. Mungkin inilah waktunya dimana kita tak terburu-buru pergi karena waktu perkuliahan segera dimulai, dimana kita tak terburu-buru mengejar pembimbing. Mungkin inilah waktunya dimana kami mengenal keluarga baru yang baru datang dan keluarga yang telah setahun bersama.
         Perjalanan membuat kami lebih mengenal tentang apa yang ingin diceritakan. Perjalanan menghilangkan batas baik waktu maupun prioritas. Perjalanan pula membuatku mengenalmu, mengenal begitu luar biasa dirimu dan begitu pun dirimu yang sangat menginspirasi. Perjalanan membuat kita terlepas sejenak dengan tugas yang tiada akhirnya, jurnal, meeting, perpustakaan hingga secangkir white coffee yang membuat kita segera lari ke kantin. Perjalanan membuat kita saling tahu baik dan buruknya tetapi tak sepenuhnya tentang itu. Perjalanan ialah indahnya tentang kenangan.
         Sederet lagu dan cerita yang menemani sepanjang perjalanan hingga kami tak terasa telah tiba di tujuan. Kami turun dari bus dan berjalan menuju tempat kami menginap. Penginapan putra dan putri terpisah. Sejenak kami meluruskan kaki sambil mengulang perkenalan karena kami terlalu sibuk sehingga banyak yang tak kenal meskipun telah setahun bersama. Ada yang bilang," tak kenal maka tak sayang". Usai beristirahat, kamipun makan siang kemudian dilanjutkan sholat dzuhur.
         Langit terlihat mendung namun hujan tak hadir di siang hari. Kami berkumpul di depan penginapan untuk memulai permainan. Sebuah permainan yang membuat kami mengenal dan bekerjasama dalam satu kelompok. Permainan ini juga membuat kami kenal dengan warga sekitar dan komoditi pertanian seperti bawang merah. Sebenarnya, permainan ini membuatku badmood karena Aku sering kalah. Akupun membuat asyik saja.
         Mentari benar-benar tak menampakkan sinarnya dan senja telah tiba. Kami pergi ke penginapan untuk membersihkan diri dan bersiap-siap ke aula. Kami bertemu dengan anak-anak yatim. Kami berkomunikasi bersama mereka dan bercerita. Disini kami belajar bersyukur karena kami memiliki keluarga yang cukup dan disini pula kami belajar sebuah arti semangat.
        Malampun tiba, kami menuju tepi Waduk Selorejo. Kami membuat api unggun kecil dan menghangatkan diri dengan duduk di sekitar api unggun. Ini moment yang sangat berharga bagiku. Aku duduk bersama sahabat-sahabat menghabiskan malam. Kamipun sambil bermain game yang membuat tawa. Begitu bahagianya Aku karena Aku terbiasa berdiam diri di kamar mengerjakan tugas saat akhir pekan. Kalau kata temenku,"Ngenes banget malam minggumu". Obrolan ringan menyertai yang membuat malam yang dingin menjadi semakin hangat. Game dan obrolan berakhir usai api unggun mulai padam.
        Kami kembali ke penginapan masing-masing. Putra kembali ke penginapan putra dan begitu pula dengan putri. Satu per satu bersiap tidur. Obrolan yang bikin ketawa hadir menjelang tidur. Yah obrolan yang tak terdengar saat di kampus. Saat lampu dimatikan, akupun mulai memejamkan mata. Tiba-tiba, temanku mengajakku bercerita. Ia baru saja ingin memulai perkuliahan sehingga Ia bertanya banyak hal tentang perkuliahan dan Ia berhasil membuatku gak bisa tidur hingga malam larut.
        Angin berhembus dari cela kecil bawah pintu seakan memberi isyarat untuk segera bangun. Tiba-tiba terdengar ayam jantan berkokok, Aku dan teman-teman terbangun. Kami bersiap-siap menuju musholla. Aku merasakan udara yang dingin sekali seperti di pegunungan. Usai sholat subuh, kami bersiap mengenakan pakai olahraga. Aktivitas kami awali dengan senam bersama dan dilanjutkan berbagai game yang membuat kami berkerjasama dalam tim. Ada banyak game yang membuat kami ketawa bersama. Kamipun mengakhiri game dan bersiap-siap untuk menaiki perahu atau bisa disebut kapal kecil. Kami membawa perlengkapan dan naik ke pompong sesuai kelompok.
        Indahnya pemandangan waduk Selorejo membuatku lupa bahwa aku memiliki trauma dengan perairan. Tawa dan canda menemani perjalanan kami menuju salah satu destinasi wisata di waduk Selorejo. Aku tak tahu, tawa yang hadir itu bahagia atau sedih. Aku bahagia bisa bercanda bersama sahabat-sahabatku namun Aku sedih saat perjalanan akan segera berakhir. Esok kami telah sibuk dengan berbagai urusan pribadi.
       
Kami menelusuri destinasi wisata ini dan berfoto. Selanjutnya, kami menuju bus yang telah menunggu kami. Kamipun kembali ke Kota dimana kami belajar. Semua seakan merasa kelelahan sehingga suasana terasa hening karena banyak yang tertidur begitupun aku. Sesekali aku terbangun saat aku mendengar suara kamera. Kenangan indah selama 2 hari menjadi kenangan terindah bersama kalian. Aku takkan mampu melupakan. Meskipun Aku tak lagi bersama kalian, Aku akan selalu mengenang kenangan ini di setiap hari-hariku.